Minggu, 25 September 2011

Menulis Karya Tulis Ilmiah


TEKNIK PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

A. TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti mata sajian ini, diharapkan peserta memahami dan dapat mengaplikasikan teknik penulisan karya tulis ilmiah.

B. TUJUAN KHUSUS
1.        Memahami teknik penulisan karya tulis ilmiah.
2.        Mengaplikasikan teknik penulisan karya tulis ilmiah.

C. MATERI

Karangan ilmiah merupakan karya tulis yang bersifat formal. Karena sifat formalnya itu, penulisannya harus mengikuti ketentuan-ketentuan penulisan karya ilmiah. Teknik penulisan yang diuraikan dalam tulisan ini adalah teknik penulisan karya ilmiah yang berupa (1) artikel (2) makalah, dan (3) laporan penelitian. Teknik penulisan yang akan dibahas menyangkut sistematika penulisan, cara merujuk dan menulis daftar rujukan, tabel/gambar, bahasa, dan penerapan ejaan. Hal-hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

Sistematika dan Teknik Penulisan
1.           Artikel
            Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang disepakati atau ditetapkan. Artikel ilmiah dapat diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil pengembangan projek. Dari segi sistematika penulisan dan isinya, artikel dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu artikel hasil penelitian dan artikel nonpenelitian.
            Artikel ilmiah dapat dilihat dari segi bahan, sistematika, dan prosedur penulisan. Pada pembahasan ini hanya akan melihat dari segi sistematika dan teknik penulisan saja. Penulisan artikel menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad. Penulisan bagian artikel dan judulnya mengikuti tata cara penulisan yang jumlah peringkatnya dibatasi paling banyak sampai dengan peringkat ke-4 saja. Hal itu dapat dilihat pada contoh berikut.
(1)   Peringkat ke-1 ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan diletakkan di tengah (sebagai judul artikel).
(2)   Peringkat ke-2 ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan diletakkan di tepi kiri.
(3)   Peringkat ke-3 ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan diletakkan di tepi kiri.
(4)   Peringkat ke-4 ditulis dengan huruf besar kecil dengan cetak miring, bold, dan diletakkan di tepi kiri.

            Artikel hasil penelitian (kualitatif maupun kuantitatif) secara umum terdiri dari: judul, nama penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, metode, hasil, pembahasan, kesimpulan dan saran, daftar rujukan. Sebaliknya, isi dan sistematika artikel nonpenelitian adalah: judul, nama penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, bagian inti, penutup, daftar rujuan.

2.           Makalah
            Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif. Secara umum, ciri-ciri makalah terletak pada sifat keilmiahannya. Artinya, sebagai karangan ilmiah, makalah memiliki sifat-sifat objektif, tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematis, dan logis. Makalah dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu makalah pendek (<20 halaman) dan makalah panjang (>20 halaman).
            Ketentuan penulisan makalah pendek pada dasarnya sama dengan ketentuan penulisan artikel nonpenelitian, kecuali abstrak dan kata kunci yang tidak harus ada. Secara garis besar, isi dan sistematika makalah panjang terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, inti, dan akhir. Bagian awal terdiri dari: halaman sampul, daftar isi, daftar table dan gambar (jika ada). Bagian inti berisi: pendahuluan (latar belakang penulisan makalah, masalah dan topik bahasan, dan tujuan penulisan makalah), teks utama, dan penutup. Bagian akhir terdiri dari daftar rujukan dan lampiran (kalau ada).

3.           Laporan Penelitian
            Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian. Laporan penelitian ditulis dalam suatu format laporan. Laporan penelitian dapat disajikan dengan format bebas atau format tetap. Laporan yang ditulis dalam format bebas tidak dibatasi jumlah babnya serta isi masing-masing babnya. Laporan penelitian dengan format tetap harus mengikuti aturan tertentu menganai jumlah bab dan isi tiap-tiap bab. Selain itu, berdasarkan penulisannya, ada laporan kuantitatif dan laporan kualitatif.
            Laporan penelitian kuantitatif disajikan secara lugas, objektif, dan apa adanya. Isi pokoknya adalah apa yang diteliti, bagaimana melakukan penelitian, hasil-hasil, serta kesimpulan penelitian. Laporan penelitian kuantitatif terdiri atas tiga bagian utama, yaitu bagian awal, inti, dan akhir. Yang termasuk bagian awal adalah: halaman sampul, halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar lainnya. Bagian inti terdiri dari beberapa bab. Bab I pendahuluan, terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian (kalau ada), kegunaan penelitian, asumsi, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, definisi istilah atau definisi operasional. Bab II merupakan kajian pustaka. Bab III merupakan metode penelitian, yang terdiri dari: rancangan penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian, pengumpulan data, analisis data. Bab IV adalah hasil penelitian, yang terdiri dari: deskripsi data dan pengujian hipotesis. Bab V merupakan pembahasan, yang terdiri dari beberapa bagian (sesuai dengan kebutuhan). Bab VI adalah penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Sedlanjutnya bagian akhir memuat daftar rujukan dan lampiran-lampiran.
            Laporan penelitian kualitatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala atau fenomena secara menyeluruh dan kontekstual tentang topik yang diteliti. Laporan penelitian kualitatif terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian awal, inti, dan akhir. Bagian awal berisi abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar table/bagan, dan daftar lampiran. Bagian inti laporan berisi paparan tentang keseluruhan aktivitas penelitian yang dilakukan, dan bagian akhir berisi daftar rujukan dan lampiran-lampiran. Ada tiga model format yang dapat digunakan dalam menulis laporan kualitatif, yaitu format tetap 1, format tetap 2, dan format bebas. (Lihat lampiran).
            Teknik penulisan makalah panjang dan laporan penelitian dapat mengikuti salah satu dari tiga alternatif berikut ini. Masing-masing contoh dapat dilihat pada lampiran.
1.           Peringkat judul bab dan subbab dinyatakan dengan jenis huruf yang berbeda, cetak miring, dan letaknya pada halaman, dan bukan dengan angka, sebagai berikut.
(1)        Peringkat ke-1 ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan diletakkan di tengah (sebagai judul bab).
(2)        Peringkat ke-2 ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan diletakkan di tepi kiri.
(3)        Peringkat ke-3 ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan diletakkan di tepi kiri.
(4)        Peringkat ke-4 ditulis dengan huruf besar kecil, dengan cetak miring, bold, dan diletakkan di tepi kiri.
(5)        Peringkat ke-5 ditulis dengan huruf kecil (kecuali huruf awal kata pertama), 1,2 cm dari tepi kiri, bold, dan diakhiri dengan titik.
(6)        Butir uraian atau contoh dibedakan atas butir hirarkies (seperti urutan kegiatan dan jadwal) dan butir nonhirarkies (seperti contoh-contoh yang memiliki kedudukan setara). Butir hirarkies dinyatakan dengan angka dan huruf dalam kurung, seperti (1) dan (a), sedangkan butir nonhirarkies dinyatakan dengan butir seperti ( • ).
2.           Pada alternatif kedua ini penulisan judul bab yang berperingkat ke-1 dilakukan dengan cara yang sama dengan alternative pertama. Kriterianya sebagai berikut.
(1)        Peringkat ke-1 ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan diletakkan di tengah (sebagai judul bab).
(2)        Peringkat ke-2 ditandai dengan angka dua digit yang dipisahkan oleh titik, tetapi tidak diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul subbab ditulis dengan huruf besar-kecil dan bold.
(3)        Peringkat ke-3 ditandai dengan angka tiga digit yang dipisahkan oleh titik, tetapi tidak diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
(4)        Peringkat ke-4 ditandai dengan angka empat digit yang dipisahkan dengan titik, tetapi tidak diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
(5)        Peringkat ke-5 ditandai dengan angka lima digit yang dipisahkan oleh titik, tetapi tidak diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
(6)        Butir uraian atau contoh dibedakan atas butir hirarkies (seperti urutan kegiatan dan jadwal) dan butir nonhirarkies (seperti contoh-contoh yang memiliki kedudukan setara). Butir hirarkies dinyatakan dengan angka dan huruf dalam kurung, seperti (1) dan (a), sedangkan butir nonhirarkies dinyatakan dengan butir seperti ( • ).
3.           Pada alternatif ketiga ini penulisan judul bab yang berperingkat ke-1 sama dengan yang berlaku untuk alternative pertama, yaitu dengan menempatkannya di tengah memakai huruf besar semua dan bold. Peringkat-peringkat selanjutnya dinyatakan dengan huruf dan angka sebagai berikut.
(1)           Peringkat ke-2 ditunjukkan dengan urutan huruf besar (A, B, C, dan seterusnya), memakai titik dan ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
(2)           Peringkat ke-3 ditunjukkan dengan urutan angka (1, 2, 3, dan seterusnya) memakai titik dan ditulis huruf besar kecil dan bold.
(3)           Peringkat ke-4 ditunjukkan dengan urutan huruf kecil (a, b, c, dan seterusnya) memakai titik dan ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
(4)           Peringkat ke-5 ditunjukkan dengan urutan angka (1, 2, 3, dan seterusnya) memakai kurung tutup tanpa titik, ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
(5)        Butir uraian atau contoh dibedakan atas butir hirarkies (seperti urutan kegiatan dan jadwal) dan butir nonhirarkies (seperti contoh-contoh yang memiliki kedudukan setara). Butir hirarkies dinyatakan dengan angka dan huruf dalam kurung, seperti (1) dan (a), sedangkan butir nonhirarkies dinyatakan dengan butir seperti ( • ).

Cara Merujuk dan Menuliskan Daftar Rujukan
A. Cara Merujuk
            Apabila seorang penulis akan menggunakan ide atau pendapat orang lain yang telah dipublikasikan, harus secara jujur menunjukkan ide atau pendapat yang dipakai dengan jalan merujuk. Caranya dengan menuliskan nama akhir dan tahun di antara tanda kurung. Jika ada dua penulis, perujukan dengan menyebut nama akhir kedua penulis tersebut. Jika penulisnya lebih dari dua orang, perujukan dilakukan dengan  menulis nama pertama diikuti dengan dkk. Jika nama penulis tak disebutkan, yang dicantumkan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama koran. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan menyebut nama penulis aslinya. Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai tanda pemisahnya (UM, 2000:68).

1. Cara Merujuk Kutipan Langsung
a. Kutipan Kurang dari 40 Kata
Kutipan yang kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip (”…”) sebagai bagian yang terpadu dengan teks utama, diikuti nama penulis, tahun, dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks dan dapat pula menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam tanda kurung.
Contoh:
Soebronto (1990:123) menyimpulkan ”ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”.

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ”ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar” (Soebronto, 1990:123).
           
Jika ada tanda kutip di dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (’…’).

Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ”terdapat kecenderungan semakin banyak ’campur tangan’ pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat psrtisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soewignyo, 1991:101).

b. Kutipan 40 Kata atau Lebih
            Jika bagian yang dikutip berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi tunggal. Nomor halaman juga harus ditulis.
Contoh:

Oka (2000:114) menarik kesimpulan sebagai berikut.
            Pendekatan reader respons yang dipadukan dengan pendekatan komunikatif dan integratif dapat diterapkan di SLTP secara maksimal. Kesulitan yang timbul relatif kecil dan dapat diatasi saat pembelajaran berlangsung. Secara umum, efektivitas pendekatan reader respons  dalam pembelajaran sangat tinggi. Antusiasme siswa sangat tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Siswa sangat senang dan tertarik dengan model pendekatan ini.

c. Kutipan yang Sebagian Dihilangkan
            Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik.
Contoh:
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah . . . diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995:278).

            Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat titik.
Contoh:
Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain. . . . Yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar” (Asim, 1995:315).

2. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung
            Cara merujuk kutipan tidak langsung tidak disertai tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis ditulis terpadu dalam teks atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Sedapat mungkin disebutkan nomor halamannya.

Contoh:
Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat.

Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat (Salimin, 1990: 13).

B. Cara Menuliskan Daftar Rujukan
            Bahan-bahan berupa buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dibaca dan dikutip baik langsung maupun tidak langsung harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Pada dasarnya unsur yang ditulis dalam daftar rujukan meliputi (1) nama penulis, ditulis nama akhir dulu, baru nama depannya tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk subjudul, (4) kota tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.          Apabila nama penulis terdiri atas dua bagian ditulis dulu nama akhir diikuti koma lalu nama depannya diakhiri dengan tanda titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, semua nama penulis harus dicantumkan dalam daftar  rujukan. Berikut adalah contoh penulisan berbagai sumber rujukan yang biasanya dikutip dalam karya ilmiah. (Contoh-contoh setiap rujukan berikut bukan merupakan urutan).

1. Rujukan dari Buku
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: dari Pilihan Satu-satunya ke Satu-satunya Azas. Malang: FPIPS IKIP Malang.

Strunk, W. dan White, E. B. 1979. The Elements of Style (3rd  ed.). New York: Macmillan.

Cornet, L. & Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging Issues-1985. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.

Cornet, L. & Weeks, K. 1985b. Planning Career Ladders: Lessons from the States. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.

2. Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Penulisan sama dengan rujukan buku ditambah dengan tulisan (Ed.) atau (Eds.)
Contoh:

Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.

Letheridge, S. & Cannon, C. R. (Eds.).1980. Bilingual Education: Teaching English as a Second Language. New York: Praeger.

3. Rujukan dari Artikel yang Dimuat dalam Suatu Buku
Penulisannya, nama penulis artikel, tahun penerbitan. Kemudian judul artikel tanpa cetak miring, nama editor (Ed/s.), kemudian Judul buku kumpulannya dicetak miring, dan nomor halaman dalam kurung.

Contoh:

Hartley, J. T., Harker, J. O., and Walsh, D. A. 1980. Contemporary Issues and New Directions in Adult Development of Learning and memory. Dalam Poon, L.W. (Ed.), Aging in the 1980: Psychological Issues (hlm. 239-252). Washingtown, D. C.: American Psychological Association.

Hasan, M. Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.



4. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal
Nama penulis ditulis paling depan diikuti dengan tahun dan judul artikel ditulis dengan cetak biasa.  Kemudian nama jurnal (cetak miring), jurnal tahun ke berapa, nomor jurnal (dalam kurung), dan nomor halaman artikel tersebut.
Contoh:

Hanafi, A. 1989. Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi. Forum Penelitian, 1 (1):33-47.


5. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM
Penulisannya sama dengan penulisan rujukan berupa artikel dalam jurnal, ditambah dengan penyebutan CD-ROM dalam kurung.

Contoh:

Krashen, S., Long, M. & Scarcella, R. 1979. Age, Rate and Eventual Attainment in Second Language Acquisition. TESOL Quarterly, 13:573-82 (CD-ROM: TESOL Quarterly Digital, 1997).


6. Rujukan dari Artikel dalam Surat Kabar atau Majalah
Jika ada nama penulisnya, nama penulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun (jika ada), diikuti judul artikel (cetak biasa besar kecil), lalu nama surat kabar atau majalah (besar kecil cetak miring) dan nomor halaman. Jika tidak ada nama penulis, Nama surat kabar atau majalah di bagian awal (cetak biasa), diikuti tanggal, bulan, dan tahun, kemudian judul artikel ditulis cetak miring (besar kecil) diikuti nomor halaman.

Contoh:

Huda, M. 13 November, 1991. Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering. Jawa Pos, hlm. 6.

Suryadarma, S. V. C. 1990. Prosesor dan Interface: Komunikasi Data. Info Komputer, IV (4):46-48.

Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3.



7. Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh Suatu Penerbit Tanpa Penulis dan Tanpa Lembaga

            Judul atau nama dokumen diletakkan bagian awal dengan cetak miring diikuti tahun penerbitan dokumen, kota tempat penernitan, dan nama penerbit.
Contoh:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya. 

8. Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga
            Nama lembaga penanggung jawab langsung diletakkan paling depan, diikuti dengan tahun, judul dokumen (cetak miring), nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggung jawab atas penerbitan dokumen tersebut.

Contoh:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

9. Rujukan yang Berasal dari Karya Terjemahan
            Yang dituliskan terlebih dahulu adalah nama penulis asli, kemudian diikuti tahun penerbitan, judul terjemahan diikuti nama penerjemah, tahun terjemah, nama tempat penerbit terjemahan.
Contoh:

Ary, D., Jacobs, L. C. & Razavieh, A. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.

10. Rujukan yang Berasal dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti tahun yang tertulis di sampul, judul skripsi, tesis, atau disertasi (cetak miring diikuti pernyataan skripsi, tesis, atau disertasi tidak diterbitkan, kemudian nama kota tempat perguruan tinggi, nama fakultas, dan nama perguruan tinggi.



Contoh:

Sakdiyah, Mislinatul. 2001. Citra Wanita dalam Sinetron. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.


11. Rujukan yang Berasal dari Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, atau Lokakarya

            Nama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul makalah (cetak miring), kemudian dilanjutkan dengan pernyataan ”Makalah disajikan pada ….”, nama pertemuan, nama penyelenggara, tempat penyelenggara, tanggal dan bulannya.

Contoh:

Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP MALANG, Malang, 12 Juli.

Syafi’ie, Imam. 1992. Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Penulisan Ilmiah. Makalah disajikan pada Seminar Sehari Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Malang, 5 Oktober 1992.

12. Rujukan yang Berasal dari Internet
            Bahan yang dapat dirujuk dari internet dapat berupa karya individual, artikel dari jurnal, bahan diskusi, atau E-mail pribadi. Cara merujuk bahan yang berupa karya pribadi mula-mula nama penulis, diikuti tahun, judul karya (cetak miring) diberi keterangan dalam kurung (Online), diakhiri dengan alamat sumber rujukan dan tanggal mengakses (dalam kurung). Jika yang dirujuk berupa artikel dari jurnal, setelah keterangan (Online) diikuti volume dan nomor jurnal. Jika yang dirujuk berupa bahan diskusi, nama penulis, diikuti oleh tanggal, bulan, dan tahun, topik bahan diskusi, nama bahan diskusi (cetak miring), keterang (Online), dan diakhiri alamat e-mail dan tanggal mengakses (dalam kurung).
Contoh:

Hitchock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. Asurvey of STM Online Journals, 1990-95: The Calm before the Storm, (Online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.  html, diakses 12 Juni 1996).
Grifith, A. I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy Analysis Archives, (Online), Vol. 3, No. 1, (http//olam.ed.asu.edu/ epaa/, diakses 12 Februari 11997).

Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discussion List. (Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22 November 1995).

Naga, Dali S. (ikip-jkt@indo.net.id). 1 Oktober 1997.Artikel untuk JIP. E-mail kepada Ali Saukah (jippsi@mlg.ywcn.or.id).


Tabel dan Gambar
A. Penulisan Tabel
                Tabel yang cukup besar (lebih dari setengah halaman) harus ditempatkan pada halaman tersendiri, jika tabel cukup pendek (kurang dari setengah halaman) sebaiknya diintegrasikan dengan teks.
            Tabel harus diberi identitas yang berupa nomor dan nama tabel dan ditempatkan di atas tabel. Jika tabel lebih dari satu halaman, bagian kepala tabel (termasuk teksnya) harus diulang di halaman berikutnya dan ditulis Lanjutan Tabel ….pada sisi kiri tiga spasi dari garis horisontal teratas tabel.
            Judul tabel ditulis dengan huruf besar kecil, tanpa diakhiri tanda titik. Beri jarak tiga spasi antara teks sebelum dan sesudah tabel. Nomor tabel ditulis dengan angka Arab sebagai identitas yang menunjukkan bab tempat tabel dimuat dan nomor urut tabel dalam bab tersebut.
Contoh:

Tabel 4.1 Tingkat Motivasi Berprestasi Mahasiswa IKIP Malang Tahun 1995

            Ini menunjukkan bahwa tabel ini terletak di bagian Bab IV nomor urut pertama. Pengacuan tabel menggunakan angka, bukan menggunakan kata tabel di atas atau tabel di bawah ini.
            Garis paling atas dari tabel diletakkan 3 spasi di bawah nama tabel. Istilah yang digunakan dalam tabel seperti nomor, persen, frekuensi, dan sebagainya ditulis dalam bentuk singkatan (No., %, f). data dalam tabel diketik dengan spasi tunggal.Garis boleh digunakan kalau dipandang mempermudah pembacaan tabel.
B. Penyajian Gambar
            Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta, diagram, bagan, dan gambar lainnya. Penyajiannya diatur sebagai berikut.
(1)     Judul gambar ditempatkan di bawah gambar. Cara penulisan judul gambar sama dengan penulisan judul tabel.
(2)     Gambar harus sederhana untuk menyampaikan ide, tanpa disertai penjelasan tekstual
(3)     Gambar harus digunakan secara hemat. Terlalu banyak banyak dapat mengurangi nilai penyajian.
(4)     Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman ditempatkan di halaman tersendiri.
(5)     Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahului gambar.
(6)     Gambar diacu dengan menggunakan angka.
(7)     Penomoran gambar seperti penomoran tabel.

Bahasa dan Tanda Baca
Penggunaan Bahasa
            Penulisan karya ilmiah hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, lugas, tepat, dan formal, serta menggunakan ejaan (termasuk penulisan tanda baca) secara tepat. Uraian selanjutnya mengenai bahasa ilmiah dapat diikuti uraian pada “Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah” yang disajikan mendampingi sajian topik ini. 


Pencetakan atau Pengetikan Naskah

Kertas, Bidang Pengetikan, dan Jenis Huruf

            Kertas yang digunakan untuk mengetik karya ilmiah adalah jenis HVS putih, ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm), kuarto (21 cm x 28 cm), minimal 70 gram untuk skripsi, tesis, disertasi dan 60 gram untuk artikel, makalah, dan laporan penelitian.
            Margin kiri berukuran 4 cm, margin atas 3 cm, margin kanan 3 cm, dan margin bawah 3 cm. Tiap halaman berisi maksimal 26 baris teks berspasi ganda. Paragraf tidak dimulai pada bagian halaman yang hanya memuat kurang dari tiga baris. Pencetakan (print) dengan komputer hendaknya menggunakan printer deskjet, inkjet, atau laser. Tepi kanan boleh rata, namun agar diupayakan jarak antar kata cukup rapat. Kalau perlu sebuah kata dipenggal sesuai dengan pedoman pemenggalan kata.
            Jenis huruf (font) yang digunakan (dengan komputer) Times New Roman atau sejenisnya ukuran 12 point (untuk skripsi, tesis, disertasi) dan 10 point (untuk kutipan, abstrak, makalah dan artikel). Karya ilmiah jenis skripsi, tesis, disertasi, makalah, dan laporan penelitian diketik dengan spasi 2 (ganda), sedangkan artikel diketik dengan menggunakan  spasi 1,5.

 

SUMBER BACAAN

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Artikel, dan Makalah Edisi Keempat. Malang: Universitas Negeri Malang.

Wahab, Abdul dan Lestari, Lies Amin. 1999. Menulis Karya Ilmiah. Surabaya: Airlangga University Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar